Kelangkaan Gas LPG 3 Kg di Sumbawa: Analisis Penyebab, Dampak, dan Solusi
Oleh : Dewi Kurnia Antari Putri NIM :241027009 (Prodi : Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teknologi Sumbawa)

Kelangkaan Gas LPG 3 Kg di Sumbawa: Analisis Penyebab, Dampak, dan Solusi
Nama :Dewi Kurnia Antari Putri
Nim :241027009
Prodi : Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teknologi Sumbawa
I. Pendahuluan
Gas LPG 3 kg, atau yang sering disebut "gas melon," telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian besar masyarakat Sumbawa. Fungsinya sebagai sumber energi utama untuk memasak menjadikannya penopang aktivitas sehari-hari di setiap rumah tangga. Namun, kelangkaan yang sering terjadi pada komoditas ini telah menjadi masalah serius, memicu kesulitan dan keresahan di tengah masyarakat. Esai ini akan mengupas tuntas akar permasalahan, menganalisis dampak yang ditimbulkan, dan menawarkan solusi strategis untuk mengatasi kelangkaan gas LPG 3 kg di Sumbawa.
II. Akar Masalah Kelangkaan
Kelangkaan gas LPG 3 kg di Sumbawa bukanlah masalah tunggal, melainkan gabungan dari beberapa faktor yang saling berkaitan:
1. Kurangnya Pasokan dan Infrastruktur: Meskipun produksi gas LPG di Indonesia cukup besar, ketersediaannya di daerah terpencil seperti Sumbawa sering kali terbatas. Keterlambatan pengiriman dari pusat ke daerah, ditambah dengan minimnya fasilitas penyimpanan yang memadai di Sumbawa, membuat pasokan menjadi tidak stabil dan mudah habis.
2. Distribusi yang Tidak Merata: Sistem distribusi yang ada masih belum optimal. Jumlah agen dan pangkalan resmi tidak tersebar secara merata, terutama di daerah-daerah terpencil. Hal ini memunculkan celah bagi para pengecer yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penimbunan. Mereka memanfaatkan situasi kelangkaan untuk menjual gas dengan harga jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), menciptakan distorsi pasar yang merugikan masyarakat.
3. Lemahnya Pengawasan Pemerintah: Peran pemerintah daerah dalam mengawasi distribusi gas LPG 3 kg masih perlu ditingkatkan. Pengawasan yang tidak ketat terhadap pangkalan dan pengecer memungkinkan praktik curang seperti penimbunan dan penjualan di luar harga resmi, sehingga masyarakat yang paling membutuhkan menjadi korban.
III. Dampak Kelangkaan yang Menyeluruh
Kelangkaan gas LPG 3 kg membawa dampak yang luas, menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat Sumbawa:
Dampak Ekonomi: Kelangkaan menyebabkan harga gas melon melonjak, jauh melampaui kemampuan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. Kenaikan harga ini secara langsung meningkatkan biaya hidup dan memangkas alokasi dana untuk kebutuhan pokok lainnya. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sangat bergantung pada gas juga menjadi lumpuh, mengancam kelangsungan bisnis mereka.
Dampak Sosial: Keresahan akibat sulitnya mendapatkan gas memicu stres dan kecemasan di tengah masyarakat. Seperti yang dialami oleh Ibu Sri (62) di Dusun Ai Puntuk, yang berjuang menghidupi dua anak dan satu cucu. Kenaikan harga gas membuatnya harus mengalihkan uang belanja yang seharusnya digunakan untuk beras. Keluhannya, "Harga satu gas ini saja saya bisa membeli banyak kebutuhan lainnya," mencerminkan beban berat yang ditanggung masyarakat.
Dampak Lingkungan: Dalam kondisi terdesak, masyarakat sering beralih ke bahan bakar alternatif yang tidak ramah lingkungan, seperti kayu bakar atau arang. Peningkatan penggunaan bahan bakar tradisional ini tidak hanya merusak hutan dan lingkungan, tetapi juga berdampak buruk pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat.
IV. Solusi Strategis untuk Mengatasi Kelangkaan
Untuk mengatasi masalah ini secara fundamental, diperlukan langkah-langkah konkret dan terpadu dari semua pihak:
1. Meningkatkan Pasokan dan Infrastruktur. Pemerintah harus bekerja sama dengan Pertamina untuk memastikan pasokan gas LPG 3 kg ke Sumbawa berjalan lancar dan teratur. Pembangunan atau peningkatan fasilitas penyimpanan gas di daerah juga harus menjadi prioritas.
2. Memperbaiki Sistem Distribusi.
Pemerintah perlu memperluas jumlah agen dan pangkalan resmi hingga ke daerah-daerah terpencil. Bersamaan dengan itu, pengawasan harus diperketat untuk mencegah praktik penimbunan. Sanksi tegas harus diberikan kepada pihak-pihak yang sengaja memanfaatkan kelangkaan untuk meraup keuntungan.
3. Meningkatkan Peran Aktif Pemerintah. Pemerintah daerah perlu lebih proaktif dalam memantau dan mengawasi distribusi. Pelayanan terpadu yang memudahkan masyarakat untuk mengakses gas, serta sosialisasi harga dan informasi pasokan secara transparan, akan meminimalisir praktik ilegal.
V. Kesimpulan
Kelangkaan gas LPG 3 kg di Sumbawa adalah persoalan kompleks yang berakar dari keterbatasan pasokan, distribusi yang tidak merata, dan pengawasan yang belum optimal. Dampaknya tidak hanya terasa secara ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan.
Sudah saatnya pemerintah mengambil langkah tegas untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi. Dengan meningkatkan pasokan, memperbaiki sistem distribusi, dan memperkuat pengawasan, kelangkaan gas LPG 3 kg bisa diatasi. Diperlukan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar Sumbawa bisa menjadi daerah yang lebih sejahtera dan berdaya, di mana kebutuhan dasar bukan lagi kemewahan, melainkan hak yang terpenuhi. (AM)
What's Your Reaction?






