Kesenjangan Pembangunan di Sumbawa: Mengurai Akar Masalah dan Mencari Solusi Pemerataan"

Kesenjangan Pembangunan di Sumbawa: Mengurai Akar Masalah dan Mencari Solusi Pemerataan"
Oleh : Elda Novi Cahyanti
(Mahasiswa Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teknologi Sumbawa)
Kesenjangan pembangunan masih menjadi isu penting di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Pulau Sumbawa. Meskipun era globalisasi dan modernisasi telah mendorong kemajuan teknologi dan pembangunan di sejumlah daerah, masih banyak wilayah yang masih tertinggal dan belum merasakan pemerataan hasil pembangunan. Kesenjangan ini berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat, memperlambat pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan kesenjangan dalam akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur, dan pendapatan. Contohnya, masih banyak daerah terpencil yang belum memiliki infrastruktur jalan yang memadai, fasilitas kesehatan yang terbatas, serta kualitas pendidikan yang belum merata. Hal ini juga berkontribusi terhadap tingginya angka kemiskinan di wilayah-wilayah tersebut.
Kesenjangan pembangunan juga disebabkan oleh distribusi sumber daya yang tidak merata serta investasi yang lebih terfokus pada daerah perkotaan atau pusat-pusat ekonomi. Sementara itu, di daerah pedesaan atau wilayah tertinggal, akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur masih sangat terbatas. Salah satu contoh nyata adalah beberapa dusun di Desa Batu Rotok, Kecamatan Batu Lanteh, Sumbawa. Akses jalan menuju desa tersebut sangat sulit untuk dilalui, selain medannya yang curam, kondisi jalan menjadi semakin parah saat musim hujan karena jalan menjadi licin dan rawan longsor. Hal ini turut menyulitkan masyarakat dalam memperoleh layanan pendidikan dan kesehatan. Banyak warga berharap agar pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan demi memudahkan aktivitas sehari-hari masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut.
Dampak kesenjangan pembangunan dapat berimbas pada ketidakpuasannya masyarakat terhadap kinerja pemerintah, untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah perlu menerapkan kebijakan perencanaan pembangunan yang inklusif, mendorong pemerataan pembangunan di daerah tertinggal, serta memberdayakan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan, dan penyediaan kesempatan kerja yang adil dan merata. Selain itu juga pemerintah perlu lebih terbuka terdapat terhadap kebijakan dan realisasi anggaran, agar masyarakat tau bagaimana dana publik digunakan untuk menghindari kecurigaan dan kekecewaan masyarakat.
Selain itu juga adanya ke tidak puasan masyarakat terhadap janji-janji yang di berikan seperti janji politik yang tidak ditepati. Saat kampanye politisi banyak menjanjikan bantuan, pembangunan, lapangan kerja, dan lain-lain. Tetapi setelah menjabat, janji itu tidak di tepati, sehingga masyarakat merasa di bohongi. Masyarakat ingin melihat hasil nyata dari pemerintah bukan hanya janji-janji yang bahkan masih belum terwujudkan.
Dari pemaparan di atas dapat kita lihat bahwa pembangunan di pulau sumbawa belum benar-benar merata terkhususnya di daerah-daerah yang masih tertinggal. Pembangunan yang belum merata merupakan masalah yang sangat komplek, yang memerlukan penanganan yang serius serta pentingnya kerjasama dari semua pihak terkhususnya pemerintah.
Kesimpulannya pembangunan yang tidak merata selain tidak hanya berdampak pada kualitas hidup masyarakat tetapi juga memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, distribusi sumber daya yang tidak merata juga dapat menyebabkan lambatnya akses pendidikan, pelayanan kesehatan dan ekonomi. Serta Pentingnya pemerintah untuk melakukan pembangunan yang merata agar tidak ada daerah-daerah yang masih kesulitan untuk akses mendapatkan akses yang nyaman. pembangunan yang merata juga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan, agar masyarakat Sumbawa dapat merasakan kenyamanan.
What's Your Reaction?






