KPEU MUI Sumbawa dan Kopsyah BMT Insan Samawa Panen Perdana Bioflok Nila Pondok Berdaya
KPEU MUI Sumbawa dan Kopsyah BMT Insan Samawa Panen Perdana Bioflok Nila Pondok Berdaya
Harapan untuk Ketahanan Pangan dan Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren
Sumbawa.Amarmedia.co.id- Program Pondok Berdaya yang diinisiasi oleh Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sumbawa dan Koperasi Konsumen Syariah (Kopsyah) BMT Insan Samawa telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Pada tanggal 14 Agustus 2024, panen perdana bioflok nila di Pondok Pesantren Darul Ikhlas, Dusun Sering, Kec. Unter Iwes, Sumbawa, berhasil dilaksanakan.
Setelah Program Launching Pondok Berdaya berbasis Bioflok Nila pada Februari 2024 di Pondok Darul Ikhlas Sumbawa, pada 14 Agustus 2024 berlokasi di Aula Pondok Darul Ikhlas, Dusun Sering, Unter Iwes, Sumbawa dilangsungkan Panen Perdana yang menghadirkan Ketua Umum MUI Sumbawa Ustadz Syukri Rahmat SAg.M.M.Inov, , Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumbawa, Ketua Forum Kerjasama Pimpinan Pondok Pesantren (FKSPP) Sumbawa, Dewan Pengawas Syariah (DPS) Kopsyah BMT Insan Samawa, Pimpinan Pondok Aisyah Sumbawa, Pimpinan Pondok Nahdatul Wathan (NW) Sumbawa, Pimpinan Pondok Darul Ikhlas Sumbawa, Dekopinda Sumbawa, Bidang Ekonomi Bappeda Sumbawa, serta jajaran pengurus dan pengelola Kopsyah BMT Insan Samawa.
Dalam sambutannya, Ketua Pengurus Kopsyah BMT Insan Samawa, H. Rai Saputra yang juga Ketua KPEU MUI Sumbawa menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan panen Bioflok Nila di rekanan Pondok Berdaya di Pondok Pesantren Darul Ikhlas Sumbawa. Skema yang digunakan dalam program ini adalah Musyarakah, yakni setiap pihak berkontribusi sesuai potensi dimiliki. Koperasi Syariah sebagai penyuplai modal, pondok dengan kekuatan SDM dan saranan prasarana sebagai pengelola serta tim ahli sebagai pengawas berjalannya usaha. "Dengan kemitraan tiga pihak ini diharapkan dapat memaksimalkan hasil usaha dan pengelolaan dana umat yang dititipkan di kami juga menjadi terarah dan manfaat. Sehingga hasil yang dibagi dari hasil usaha juga lebih adil dan manfaat." jelas Rai yang juga Ketua Dekopinda Sumbawa.
Selanjutnya Rai menjelaskan skema pasca panen ini agar membangun ekosistem ekonomi antar pondok. "Dengan adanya produksi Nila berbasis Bioflok di Pondok Darul Ikhlas, harapan kami selain dapat menjadi basis ketahanan pangan bagi pondok, juga dapat menjadi sumber penguatan ekonomi pondok dari bagi hasil usaha yang diberikan" ungkapnya.
Kemudian katanya, untuk jaringan pondok lain yang menjadi mitra pembeli diharapkan selain mendapatkan akses ikan Nila segar yang sehat, segar, dan bergizi juga dapat memperoleh ikan Nila dengan harga lebih terjangkau karena diproduksi langsung di Pondok Darul Ikhlas yang notabene lokasi di seputaran Sumbawa.
Dalam paparan selanjutnya, Tim Ahli Bioflok Nila Kopsyah BMT Insan Samawa, Muslimin S. menyampaikan lebih teknis terkait kenapa konsumsi ikan Nila basis bioflok Pondok Berdaya menjadi penting untuk dikonsumsi santri pondok pesantren di Kabupaten Sumbawa. "Ikan Nila basis bioflok Pondok Berdaya memiliki gizi yang lebih baik.untuk kandungan gizi dalam ikan Nila khususnya kaya Omega 3 yang sangat baik untuk perkembangan otak santri pondok pesantren. Karena diolah secara organik dengan teknologi bioflok serta kandungan dan rasanya pun terjaga. Kondisi ini didukung proses pengantaran ke pondok di Sumbawa melalui tahapan lebih cepat dari masa panen hingga tiba di lokasi pondok."terangnya
Kemudian sambungnya. Pola penanganan bioflok Nila di Pondok Berdaya ini lebih efektif dengan tingkat kematian di bawah rata-rata standar skema bioflok Nila ketika panen. "Dari sisi pertumbuhan ikan yang kami rasa sebagai pendamping bioflok, hanya dengan pola penanganan yang standar saja, Alhamdulillah mampu menyokong pertumbuhan ikan yang baik dengan tingkat kematian ikan tidak mencapai 25%. Hal ini kami yakini selain karena sumber permodalan yang halal dari basis lembaga keuangan syariah, juga karena adanya aura positif dari zikir maupun lantunan Al Quran serta suasan menuntut ilmu agama dari para santri di pondok." aku Cimin, panggilan akrabnya.
Para hadirin yang meramaikan agenda panen perdana tersebut sangat antusias mengikuti hajat mulia dari Program Pondok Berdaya berbasis Bioflok Nila yang disampaikan Ketua Kopsyah BMT Insan Samawa bersama tim ahli nya. Dari Ketua FKSPP berharap ke depan ada cabang pondok lain yang 'lahir' dari 'rahim' program Pondok Berdaya yang ikut diperkuat kemandirian ekonomi dan ketahanan pangannya serta ada skema komoditas lain yang dapat dibudidayakan selain Nila.
Ketua FKSPP Sumbawa menambahkan ada potensi 19 Pondok Pesantren terdaftar di Sumbawa dengan total santri sekitar 5.000 santri. "Menjadi sektor potensial untuk dikembangkan dalam Program Pondok Berdaya termasuk dalam ekosistem pemasarannya" tandasnya.
Kemudian dari Ketua Umum MUI Sumbawa Ustadz Syukri Rahmat berharap senada dengan yang disampaikan Ketua FKSPP Sumbawa, agar program Pondok Berdaya dapat dilakukan ekspansi ke pondok lain serta diversifikasi komoditas yang dikembangkan.
Agenda panen perdana ini ditutup dengan prosesi panen secara simbolis oleh Ketua umum MUI Sumbawa, Ketua FKSPP Sumbawa dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sumbawa. Agenda juga dirangkaikan dengan makan siang bersama dengan menu ikan nila hasil panen bioflok Pondok Berdaya yang diolah menjadi panganan khas Sumbawa yakni singang dan sepat.(AM)
What's Your Reaction?